Disclaimer: Naruto Mencuri Sebuah
Diary berwarna Ungu dari Sakura. Sakura pun ngamuk! Tapi, apa benar
Diary itu milik Sakura? Penasaran apa isi dari Diary cantik warna Ungu
itu? Let's Read!
Rated: T
Language: Indonesian
Genre: Romance/Humor
Pairing: [Naruto U., Hinata H.] [Sasuke U., Sakura H.]
Words: 2,539
Published in fanfiction.net are: Feb 27
Status: Complete
id in fanfiction.net: 10145723
__DIARY UNGU__
Disclaimer by:
Masashi Kishimoto Sensei
Ciel Cuma pinjem
tokohnya aja kok ^_^
Rating: T
Genre: Romance,
Littlebit Comedy
Warning: Typo, alur
cerita yang membingungkan (mungkin), agak bertele-tele, sedikit OOC
Pagi hari yang cerah di desa Konoha…
Para pedagang bersiap membuka tokonya. Para ibu-ibu sibuk dipasar, para
anak-anak sedang bersiap-siap untuk berangkat ke academy ninja, sedangkan para
Shinobi muda ……………
Whusshh…
Whusshh….
Whusshh…
“Tunggu dulu Narutoooo!!!!!
Kembalikan buku itu!! Kau tidak boleh membacanya bodoh!!” Sakura lari tunggang
langgang mengejar Naruto yang sekarang berlari didepannya sambil membawa buku
catatan yang Naruto kira diary milik Sakura.
“Hup! (Naruto tiba-tiba berhenti di sebuah dahan pohon yang besar)
shishishi… ayooo Sakura chan! Kejar daku kau ku tangkaaaapp…. (?) hhehhe “
cengir Naruto karena berhasil mengerjai Sakura
“Kusooo.. Naruto baka!! Akan ku
tangkap dan kubunuh kau!!! “ Sakura mulai ngamuk karena kata-kata Naruto tadi.
Sakura POV:
Aku terus mengejar si baka itu
sampai masuk kedalam hutan.
“ Dasar Naruto bodoh!! Bisa gawat kalau buku itu sampai dibacanya… T_T,
apa yang akan aku katakan “padanya” nanti ? huaaaaaaa” aku merutuki diri sendiri karena jujur aku
lalai menyimpan barang berharga seperti itu.
Seandainya tadi aku tidak
membacanya saat dijalan akan pergi ke rumah sakit konoha dan langsung
mengembalikan buku itu, kejadian seperti ini tidak mungkin terjadi.
“ha? Sial aku kehilangan dia!! Ya
ampun gawaaaaattt…!!!” aku mendadak berhenti dan celingukan mencari jejak si
Naruto baka itu
Normal POV:
Naruto terus berlari menghindari
kejaran Sakura sampai kedalam hutan. Setelah dirasa aman dari jangkauan
kejarannya Sakura, dia pun berhenti tepat di bawah sebuah pohon besar yang
rindang.
“hmm… aku rasa disini aman.
Sakura chan sudah ketinggalan jauh sekali, hehe.. sekarang waktunya ….”
Tiba-tiba…
“Berisik Dobe.”
“HUAAAAAAAAAAAA!!!!!!” Super
kaget
Naruto kaget karena tiba-tiba
Sasuke muncul diatas dahan pohon tempat dia berhenti tadi. Saking kagetnya, dia
sampai melempar buku yang dia ambil dari Sakura dan akhirnya buku itu hilang
kedalam semak belukar yang sangat lebat. Tanpa dia sadari sebenarnya. -___-‘
“TEMEEEEEEEEEEEE!!!! Jangan
bicara tiba-tiba seperti itu!! Kalau aku jantungan bagaimana, Hah??!!” teriak
Naruto pada Sasuke sambil mengacungkan telunjuknya yang ditujukan pada wajah
Sasuke.
“Hn… paling kau mati.” Jawab
Sasuke sekenanya
“WOii..!!!” Naruto makin kesal :v
“aku sedang tidur tadi. Kau ini
berisik sekali”
“Siapa yang nanya hah?!!” Balas
Naruto sekenanya.
“WOII..!!! ” mendengar Naruto
menjawab seperti itu, Sasuke ikutan kesal. :D lalu dia melanjutkan, “ sedang
apa kau disini dobe?”
“Ha? Bukan urusanmu!”
“Cih,aku lihat tadi kau membawa
sesuatu?” Tanya Sasuke kembali dengan sikap tenang
“Oh iya, ini buku diary milik
Sakura chan hehe.. apa kau mau . . .” mengulurkan tangannya yang tadi dipakai
menggenggam buku itu.
“dan kau tadi melemparnya
kesana.” Sasuke menunjuk ke semak belukar dengan dagunya
“hah? Apa?”
Naruto mulai mencerna kata-kata
Sasuke. Setelah sadar bahwa buku itu hilang dari tangannya, lalu…….
“HUWAAAAAAAAAAA…… kemana?! Kemana
bukunya??!! Kenapa tidak ada??!! (dia mulai panik)OOiii Temeee!! Ini pasti
gara-gara kau!! Itu kan buku berharga milik Sakura chan! Kalau hilang dia pasti
akan membunuhku. Dan aku akan mati tanpa tahu isi hati Sakura chan yang
sebenarnya!! Hiks” Naruto panik dan mulai celingukan mencari dimana keberadaan
buku itu.
“Hn, kau saja yang bodoh. Kenapa
menyalahkan aku?” Sasuke turun dari atas pohon
“Arghh diam kau !! cepat bantu
aku mencarinya!! Atau…” Naruto berkata sambil mengeluarkan air mata konyol di
hadapan Sasuke. Sasuke yang melihatnya malah sedikit iba.. (?)
“hn? Atau apa?”
“Atau dia juga akan membunuhmu!!”
“A,Apa?! (sasuke merinding) Argh
sudahlah ayo cepat cari.”
Akhirnya Naruto dan Sasuke pun
(dengan terpaksa) mencari buku itu bersama.
Sedangkan di desa konoha,
Sakura…..
Sakura POV:
Karena aku kehilangan jejak si
bodoh Naruto, aku pun kembali ke desa karena aku sudah terlambat untuk pergi ke
rumah sakit konoha. Dalam perjalanan kembali, aku benar-benar was-was tentang
buku itu. Berbagai pikiranku berkecamuk jadi satu. Bagaimana kalau Naruto
membacanya? Bagaimana kalau buku itu hilang? Bagaimana kalau “dia” jadi
membenciku? Bagaimana kalau.. aarrgghhhhh!!!!
Lalu, kudengar seseorang
memanggilku…
“Sakura! Selamat pagi.. J”
Sapa Hinata yang datang dari arah pintu masuk rumah sakit Konoha. Aku yang
melihatnya langsung menghampirinya dan balas menyapa.
“Ah, Se, selamat pagi Hinata
hehe” sapa diriku gugup dan mulai mengeluarkan keringat dingin. Sepertinya
Hinata melihat ada yang tidak beres denganku maka dia menanyakan keadaanku.
“Ada apa Sakura? Kenapa wajahmu
pucat seperti itu?? Apa kau sedang tidak sehat?” Tanya Hinata
“ha? Benarkah? Hehe.. a..aku
tidak apa-apa Hinata. Aku baik-baik saja kok hehe.” Jawabku dengan senyum yang
dipaksakan dan sedikit gugup.
“hmm.. begitu. Kalau begitu
sebaiknya kita cepat masuk. Hokage sama sedang melakukan pengarahan pada para
dokter.”
“Ba, Baiklah .. A..Ayo”
Aku dan Hinata pun akhirnya mulai
bertugas di rumah sakit konoha. Kami pun memasuki ruang hokage dan mendengarkan
pengarahan yang disampaikan. Setelah selesai diberikan pengarahan aku dan
Hinata pergi ke ruang perawatan untuk mengobati beberapa pasien disana.
Sebenarnya dari tadi bukan hanya aku saja yang kelihatan aneh. Tapi aku melihat
hari ini Hinata selalu termenung. Tidak biasanya dia seperti itu saat melakukan
tugas di rumah sakit. Sebagai teman yang baik aku pun menanyakan keadaannya.
“Hinata, apa kau sedang ada
masalah? Tidak biasanya wajahmu suram begini..”
“hmm.. sebenarnya aku sedang
bingung.” Hinata menghentikan pekerjaannya dan membalas pertanyaanku
“Memangnya kau bingung kenapa?
Apa yang sedang kau pikirkan sih?” tanyaku penasaran
“sebenarnya itu bukan hal yang
besar sih. Tapi.. akan menyedihkan kehilangan banyak kenangan yang sudah kau
alami bersama orang yang kau sukai kan? Walaupun hanya aku sendiri yang
mengingatnya.hehe” jawab Hinata diakhiri dengan sedikit senyuman.
“A..Ah ya.. aku rasa aku bisa
mengerti. Hehe.. kau tenang saja Hinata. Aku yakin semuanya pasti baik-baik
saja. “ kataku dengan iba
Akupun melanjutkan pekerjaanku
masih dengan hati yang berkecamuk. Apalagi setelah Hinata berkata seperti itu.
Normal POV:
Di lain tempat didalam hutan.
Keadaan Naruto dan Sasuke…
“Oi Sasuke.” Naruto terduduk diam
di sebuah batu besar di pinggir tebing curam sambil menggenggam sebuah buku
diary berwarna ungu. Sasuke sahabat kesayangannya menemani sambil menyandarkan
diri di sebuah pohon besar tepat dibelakang batu besar tempat Naruto duduk.
“Hn?” jawab Sasuke dengan
kata-kata khasnya.
“Kau tahu, sejak dulu aku selalu
memperhatikannya. Aku rasa dia wanita yang baik dan akan menyenangkan kalau
berteman dengannya. Walaupun dia sedikit aneh aku rasa. Shishishi. Apa kau juga
begitu Sasuke.”
“Hn. Penampilan luarnya saja yang
seperti itu. Aku rasa, hatinya baik dan lembut. Dia juga tidak pernah
menunjukan niat jahat pada siapapun.” Jawab sasuke sambil menutup matanya
merasakan semilir angin yang berhembus.
“Haha. Kau ini aneh, niat jahat
katamu? Dengan wajah polos seperti itu? “ kata Naruto sambil menatap langit
yang cerah kala itu.
“wajah tidak bisa mengukur
seseorang untuk punya niat baik atau jahat. “
“Ya kau benar. Tapi dia teman
kita dan aku rasa aku mulai menyukainya. Malah mungkin dari dulu aku sudah
menyukainya.” Naruto masih menatap langit.
“Dobe.”
“ya?”
“Katakanlah.”
“hm?”
“Katakan tentang perasaanmu
padanya. Dia akan senang mendengarnya. Kau tidak akan menyesalinya. Dan aku pun
tidak akan kerepotan lagi.” Kata Sasuke yang sedang bersiap akan meninggalkan
tempat itu.
“Ha?? Tentu saja aku akan
mengatakannya dan mengembalikan ini. Tapi kenapa kau musti kerepotan teme??”
Naruto ikut berdiri dan menautkan kedua alisnya mendengar kalimat yang terakhir
Sasuke katakana tadi.
“Katakan saja padanya dan aku
akan bebas darimu. Aku pergi” Sasuke langsung meninggalkan Naruto yang sedang
kebingungan sendirian.
Naruto POV:
Sasuke langsung pergi
meninggalkanku sendirian. Tapi aku sedikit menghiraukannya, karena yang sedang
ada dalam pikiranku yaitu tentangnya. Aku tidak menyangka dia punya perasaan
yang sama terhadapku selama ini. Saat membaca buku diarynya, hatiku mencelos
antara sedih dan terharu (?). setelah tahu kenyataan yang sebenarnya akupun
memantapkan hatiku untuk mengatakan persaanku padanya.
Aku meregangkan otot-ototku
sebentar dan bersiap untuk pergi kembali ke desa. Sambil memegang erat buku
diary ungu ini aku melompati pohon-pohon dengan perasaan senang campur aduk.
Ya, aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya lagi.
Normal POV:
Sore hari di desa Konoha..
Terlihat Sakura dan Hinata yang
baru saja keluar dari rumah sakit untuk pulang. Tidak jauh dari pintu masuk
rumah sakit, terlihat Sasuke sedang bersandar di samping pagar memperhatikan
kedua kunoichi itu. Sakura yang melihatnya pun sumringah dan langsung menyapa
Sasuke..
“Ah, Sasuke kun! Kau datang. “
sapa Sakura dengan senyum manis sambil berlari kearah Sasuke
“Hn, aku menunggumu. Aku antar
pulang.” Kata Sasuke singkat.
“Hehe. Iya. Hinata aku duluan ya.
Maaf tidak jadi pulang bersama. Apa kau tidak apa-apa pulang sendiri?” kataku
pada Hinata
“Ya Sakura. Aku tidak apa-apa.”
Jawab Hinata
Sakura yang melihat wajah Hinata
yang masih murung pun kembali bertanya..
“Ano.. Hinata, apa kau yakin? Apa
kau masih memikirkannya?”
“A..aku tidak apa-apa Sakura. Aku
benar-benar tidak apa-apa kau tenang saja hhehhe. Maaf membuatmu khawatir. Aku
bisa pulang sendiri kok.” Jawab Hinata
sambil tersenyum
“Baiklah kalau begitu, maaf kan
aku ya Hinata.”
“Kenapa sakura meminta maaf?”
“Sakura. Ayo pergi.” Sasuke
menyela.
“A, aa.. baiklah aku.. aku duluan
ya Hinata. Sampai jumpa besok.” Karena mendengar perkataan Sasuke Sakura
langsung memutuskan untuk menuruti kata-katanya.
Akhirnya mereka berdua pun pergi
meninggalkan Hinata.
Sedangkan Hinata…
Hinata POV:
Hhh…. Senangnya melihat mereka
berdua berjalan bersamaan seperti itu. Seperti biasa, sore ini pun aku pulang
sendirian. Lagi. Aku pun berbalik arah dan meninggalkan halaman rumah sakit
dengan berjalan gontai. Hari ini benar-benar melelahkan. Terpikirkan olehku
untuk mampir di toko buku untuk membaca dan membeli beberapa buku untuk
menenangkan pikiranku (ano.. sejak kapan Hinata suka baca buku? Apa authornya
aja yang gak tahu apa-apa ya?). setelah sampai di toko buku langgananku, aku
pun mulai melihat-lihat dan membaca beberapa buku yang ada di sana.
Saat sedang asik-asiknya
menjelajahi buku yang ada disana tiba-tiba…
Tuing.. tuing..
Seseorang dibelakang rak buku
yang ada dibelakangku, mencolekku dengan jari telunjuknya (?). penasaran dan
sedikit kaget aku pun membalikan badanku dan melihatnya. Pemuda dengan rambut
jabrik kuningnya sedang bersembunyi di belakang rak buku, dan melambaikan
tangannya padaku sambil sedikit mengintip diantara deretan buku-buku yang ada
disana. I …. Itu… itu Naruto kun?
“Na… Naruto.. Kun?” Aku gugup
sekali
“Yo! Hinata! Shishishi… “ dia
menyapaku denan cengiran khasnya
“Ha.. Halo Naruto kun. Sedang apa
kau di sini? Ke.. kenapa bersembunyi begitu??” aku berusaha untuk tetap tenang
mengingat dia adalah pria yang aku sukai.
“Umh… apa tidak apa-apa aku
keluar? Hinata?”
“A.I, iya Naruto Kun. Tidak
apa-apa. Lagi pula kenapa Naruto Kun harus bersembunyi seperti itu?” Tanyaku
heran.
“O.. kalau begitu… hup! hehe…
(Naruto melompat keluar dari deretan buku dan langsung berdiri dihadapanku, yang
membuat jantungku dag dig dug setengah mati) begini lebih baik sih, shishishi.”
“kenapa Naruto kun bersembunyi
seperti itu?” Tanyaku sekali lagi
“Oh itu. Tentu saja supaya Hinata
tidak pingsan, shishishi.” Jawab Naruto dengan suara cemprengnya
Gubrakkkk….!! Aku langsung
sweetdrop mendengarnya berkata jujur seperti itu.
“Oh iya, Hinata. Mau kubantu mencarikan buku yang bagus?
Hehe” kata Naruto menawarkan
“Hah? Be..benarkah itu Naruto kun?”
“ Iya. Aku punya rekomendasi beberapa buku yang bagus dari
Sakura chan, hehe J”
“Mmm… baiklah kalau begitu. Aku mau.” Kataku sambil
tersenyum. Ini percakapan terpanjang ku dengan Naruto kun setelah sekian lama.
Aku benar-benar senang bisa bersama Naruto kun disini.
Normal POV:
“Mmh.. Hinata, ayo kita pergi dari sini. Aku sudah dapat
bukunya hehe.” Naruto mengajak Hinata
keluar dari toko buku.
“Be.. Benarkah? Apa tidak sebaiknya membacanya disini saja
Naruto kun?”
“Hng? Disini tidak asiik.. banyak orang. Bagaimana kalau
kita ke tempat ramen ichiraku? Aku lapaaaar.. T_T. kita juga bisa membacanya
disana sambil makan ramen. Lebih asik kan? Hehehe :D” kata Naruto sambil
memegang perutnya yang sudah berkruyuk ria. Hinata yang mendengarnya pun hanya
tersenyum dan berkata..
“ Ehm, Baiklah Naruto kun. Ayo kita kesana.”
Mereke berdua pun akhirnya pergi ke ramen ichiraku. Saat
perjalanan hampir sampai menuju ramen ichiraku, Hinata bertanya pada Naruto..
“Na..Naruto kun, sebenarnya buku apa yang mau kau
perlihatkan padaku?” Tanya Hinata yang berjalan di samping Naruto.
“Hm..? ini.” Tanpa basa-basi Naruto memberikan buku
bersampul ungu pada Hinata.
Hinata yang melihatnya langsung berhenti mendadak. Matanya
terbelalak. Wajahnya ia tundukan. Air matanya mulai mengalir.
“A, Apa maksudnya ini? Naruto kun?”
Naruto yang mendengarnya langsung berbalik menghadap ke arah
Hinata.
“Aku suka sekali buku ini. Sampai terharu membacanya. Aku
sudah membacanya sampai halaman terakhir. Aku benar-benar senang dengan isi
dari buku ini. untung saja Sakura chan teledor membawanya. Kalau tidak aku
tidak akan menemukan buku sebagus ini. oh iya Hinata, kau harus membaca buku
ini sampai bagian terakhir. Ingat ya! Sampai bagian terakhir. Karena kalau
tidak, kau tidak akan mengerti isi dari semua yang buku ini ceritakan.”
“Naruto kun…” Hinata makin menundukan kepalanya dan air
matanya mengalir lebih deras di pipinya
“Yaap. Sepertinya kau harus beristirahat. Segera pulanglah
Hinata. sampai bertemu besok.”
Setelah itu Naruto langsung meninggalkan Hinata. (jahat!!
>_<)
Tanpa ba bi bu lagi, Hinata pun berbalik arah menuju
rumahnya dengan tergesa-gesa sambil terus mengeluarkan air mata.
Hinata POV:
“A, apa-apaan ini?
Kenapa Buku ini ada pada Naruto kun? Dan dia membacanya?! Kenapa dia tidak
berkata apapun tentang buku ini? kenapa dia malah meninggalkan aku? Kenapa .. kenpa
Naruto kun…?? Hik’s..”
Normal POV:
Setelah sampai dirumah, Hinata langsung pergi ke kamarnya
dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Hinata benar-benar terkejut dengan
kejadian yang baru saja dialaminya. Saat suasana hatinya sudah sedikit tenang,
Hinata pun memberanikan diri menatap buku ungu yang diberikan Naruto padanya.
Dengan enggan, dia pun mulai membuka buku tersebut. Di buka dan dibacanya tiap
helai buku itu. Tidak rusak atau pun lecet, walau pun ada sedikit kotor di
bagian sampul depannya. Tiba saat helai terakhir buku diary ungu itu ia buka.
Tiba-tiba air matanya keluar dan mengalir dengan deras di
pipinya, Hinata menangis sejadinya melihat apa yang tertulis di helai terakhir
buku itu. Ia pun langsung mendekap erat buku ungu itu. Ya, ia tak akan lagi
menghilangkan buku diary ungu kesayangannya itu. Ia akan menjaga dengan baik
buku diary kesayangannya itu. Karena dalam buku itu, ada seseorang yang sangat
ia cintai memberikan kenangan paling indah dalam hidupnya. Sebuah ukiran tangan
yang sangat cantik.
Dengan wajah bersimbah air mata, Hinata mulai melangkah ke
depan meja belajarnya untuk mengambil pena dan menuliskan kata sederhana pada
baris terakhir halaman bukunya. Dengan perasaan haru bahagia ia menuliskan
…………………………..
“YA. AKU PUN MENCINTAIMU NARUTO KUN. SANGAT MENCINTAIMU.”
Setelah selesai menulis, Hinata
pun bersiap untuk tidur. Karena keesokan harinya ia berniat mengembalikan buku
itu pada Naruto.
__THE END__
Nyaaaaaaaaaaaaaaa…….. selesai
juga akhirnya…. Hahaha (?)
Ini fanfic romance pertamaku..
aku gak tau harus bilang apa lagi, tapi aku gak yakin dengan tulisan yang
alakadarnya ini… T___T
Jadi mohon dengan sangat
bimbingannya untuk para sesepuh naruhina ya… (Nunduk2 sampe nyungseb)
Maaf banget kalo ceritanya gak
romantis…hik’s. maaf juga kalo terakhirnya ngegantung. Maka dari itu saya minta
saran dan kritiknya.. hhehhe
Akhir kata terimakasih telah
meluangkan waktu membaca fic yang ancur ini… T__T
Mohon di review juga. Saran n
kritik aku terima dengan lapang dada.
Arigatou__