Minggu, 22 Juni 2014

[NARUTO FANFICTION] _ DIARY UNGU_ BY. CIELYN BELTHAM

Diary Ungu By: Cielyn Beltham
Disclaimer: Naruto Mencuri Sebuah Diary berwarna Ungu dari Sakura. Sakura pun ngamuk! Tapi, apa benar Diary itu milik Sakura? Penasaran apa isi dari Diary cantik warna Ungu itu? Let's Read!
 
Author name in fanfiction.net: Cielyn Beltham
Rated: T 
Language:  Indonesian 
Genre: Romance/Humor 
Pairing: [Naruto U., Hinata H.] [Sasuke U., Sakura H.] 
Words: 2,539 
Published in fanfiction.net are: Feb 27 
Status: Complete
id in fanfiction.net: 10145723 



__DIARY UNGU__
Disclaimer by: Masashi Kishimoto Sensei
Ciel Cuma pinjem tokohnya aja kok ^_^
Rating: T
Genre: Romance, Littlebit Comedy
Warning: Typo, alur cerita yang membingungkan (mungkin), agak bertele-tele, sedikit OOC


Pagi hari yang cerah di desa Konoha… Para pedagang bersiap membuka tokonya. Para ibu-ibu sibuk dipasar, para anak-anak sedang bersiap-siap untuk berangkat ke academy ninja, sedangkan para Shinobi muda ……………

Whusshh…
Whusshh….
Whusshh…

“Tunggu dulu Narutoooo!!!!! Kembalikan buku itu!! Kau tidak boleh membacanya bodoh!!” Sakura lari tunggang langgang mengejar Naruto yang sekarang berlari didepannya sambil membawa buku catatan yang Naruto kira diary milik Sakura.
“Hup! (Naruto tiba-tiba berhenti di sebuah dahan pohon yang besar) shishishi… ayooo Sakura chan! Kejar daku kau ku tangkaaaapp…. (?) hhehhe “ cengir Naruto karena berhasil mengerjai Sakura
“Kusooo.. Naruto baka!! Akan ku tangkap dan kubunuh kau!!! “ Sakura mulai ngamuk karena kata-kata Naruto tadi.

Sakura POV:
Aku terus mengejar si baka itu sampai masuk kedalam hutan.
“ Dasar Naruto bodoh!! Bisa gawat kalau buku itu sampai dibacanya… T_T, apa yang akan aku katakan “padanya”  nanti ? huaaaaaaa”  aku merutuki diri sendiri karena jujur aku lalai menyimpan barang berharga seperti itu.
Seandainya tadi aku tidak membacanya saat dijalan akan pergi ke rumah sakit konoha dan langsung mengembalikan buku itu, kejadian seperti ini tidak mungkin terjadi.
“ha? Sial aku kehilangan dia!! Ya ampun gawaaaaattt…!!!” aku mendadak berhenti dan celingukan mencari jejak si Naruto baka itu

Normal POV:
Naruto terus berlari menghindari kejaran Sakura sampai kedalam hutan. Setelah dirasa aman dari jangkauan kejarannya Sakura, dia pun berhenti tepat di bawah sebuah pohon besar yang rindang.
“hmm… aku rasa disini aman. Sakura chan sudah ketinggalan jauh sekali, hehe.. sekarang waktunya ….”
Tiba-tiba…
“Berisik Dobe.”
“HUAAAAAAAAAAAA!!!!!!” Super kaget
Naruto kaget karena tiba-tiba Sasuke muncul diatas dahan pohon tempat dia berhenti tadi. Saking kagetnya, dia sampai melempar buku yang dia ambil dari Sakura dan akhirnya buku itu hilang kedalam semak belukar yang sangat lebat. Tanpa dia sadari sebenarnya. -___-‘
“TEMEEEEEEEEEEEE!!!! Jangan bicara tiba-tiba seperti itu!! Kalau aku jantungan bagaimana, Hah??!!” teriak Naruto pada Sasuke sambil mengacungkan telunjuknya yang ditujukan pada wajah Sasuke.
“Hn… paling kau mati.” Jawab Sasuke sekenanya
“WOii..!!!” Naruto makin kesal :v
“aku sedang tidur tadi. Kau ini berisik sekali”
“Siapa yang nanya hah?!!” Balas Naruto sekenanya.
“WOII..!!! ” mendengar Naruto menjawab seperti itu, Sasuke ikutan kesal. :D lalu dia melanjutkan, “ sedang apa kau disini dobe?”
“Ha? Bukan urusanmu!”
“Cih,aku lihat tadi kau membawa sesuatu?” Tanya Sasuke kembali dengan sikap tenang
“Oh iya, ini buku diary milik Sakura chan hehe.. apa kau mau . . .” mengulurkan tangannya yang tadi dipakai menggenggam buku itu.
“dan kau tadi melemparnya kesana.” Sasuke menunjuk ke semak belukar dengan dagunya
“hah? Apa?”
Naruto mulai mencerna kata-kata Sasuke. Setelah sadar bahwa buku itu hilang dari tangannya, lalu…….
“HUWAAAAAAAAAAA…… kemana?! Kemana bukunya??!! Kenapa tidak ada??!! (dia mulai panik)OOiii Temeee!! Ini pasti gara-gara kau!! Itu kan buku berharga milik Sakura chan! Kalau hilang dia pasti akan membunuhku. Dan aku akan mati tanpa tahu isi hati Sakura chan yang sebenarnya!! Hiks” Naruto panik dan mulai celingukan mencari dimana keberadaan buku itu.
“Hn, kau saja yang bodoh. Kenapa menyalahkan aku?” Sasuke turun dari atas pohon
“Arghh diam kau !! cepat bantu aku mencarinya!! Atau…” Naruto berkata sambil mengeluarkan air mata konyol di hadapan Sasuke. Sasuke yang melihatnya malah sedikit iba.. (?)
“hn? Atau apa?”
“Atau dia juga akan membunuhmu!!”
“A,Apa?! (sasuke merinding) Argh sudahlah ayo cepat cari.”
Akhirnya Naruto dan Sasuke pun (dengan terpaksa) mencari buku itu bersama.
Sedangkan di desa konoha, Sakura…..

Sakura POV:
Karena aku kehilangan jejak si bodoh Naruto, aku pun kembali ke desa karena aku sudah terlambat untuk pergi ke rumah sakit konoha. Dalam perjalanan kembali, aku benar-benar was-was tentang buku itu. Berbagai pikiranku berkecamuk jadi satu. Bagaimana kalau Naruto membacanya? Bagaimana kalau buku itu hilang? Bagaimana kalau “dia” jadi membenciku? Bagaimana kalau.. aarrgghhhhh!!!!
Lalu, kudengar seseorang memanggilku…
“Sakura! Selamat pagi.. J” Sapa Hinata yang datang dari arah pintu masuk rumah sakit Konoha. Aku yang melihatnya langsung menghampirinya dan balas menyapa.
“Ah, Se, selamat pagi Hinata hehe” sapa diriku gugup dan mulai mengeluarkan keringat dingin. Sepertinya Hinata melihat ada yang tidak beres denganku maka dia menanyakan keadaanku.
“Ada apa Sakura? Kenapa wajahmu pucat seperti itu?? Apa kau sedang tidak sehat?” Tanya Hinata
“ha? Benarkah? Hehe.. a..aku tidak apa-apa Hinata. Aku baik-baik saja kok hehe.” Jawabku dengan senyum yang dipaksakan dan sedikit gugup.
“hmm.. begitu. Kalau begitu sebaiknya kita cepat masuk. Hokage sama sedang melakukan pengarahan pada para dokter.”
“Ba, Baiklah .. A..Ayo”
Aku dan Hinata pun akhirnya mulai bertugas di rumah sakit konoha. Kami pun memasuki ruang hokage dan mendengarkan pengarahan yang disampaikan. Setelah selesai diberikan pengarahan aku dan Hinata pergi ke ruang perawatan untuk mengobati beberapa pasien disana. Sebenarnya dari tadi bukan hanya aku saja yang kelihatan aneh. Tapi aku melihat hari ini Hinata selalu termenung. Tidak biasanya dia seperti itu saat melakukan tugas di rumah sakit. Sebagai teman yang baik aku pun menanyakan keadaannya.
“Hinata, apa kau sedang ada masalah? Tidak biasanya wajahmu suram begini..”
“hmm.. sebenarnya aku sedang bingung.” Hinata menghentikan pekerjaannya dan membalas pertanyaanku
“Memangnya kau bingung kenapa? Apa yang sedang kau pikirkan sih?” tanyaku penasaran
“sebenarnya itu bukan hal yang besar sih. Tapi.. akan menyedihkan kehilangan banyak kenangan yang sudah kau alami bersama orang yang kau sukai kan? Walaupun hanya aku sendiri yang mengingatnya.hehe” jawab Hinata diakhiri dengan sedikit senyuman.
“A..Ah ya.. aku rasa aku bisa mengerti. Hehe.. kau tenang saja Hinata. Aku yakin semuanya pasti baik-baik saja. “ kataku dengan iba
Akupun melanjutkan pekerjaanku masih dengan hati yang berkecamuk. Apalagi setelah Hinata berkata seperti itu.

Normal POV:
Di lain tempat didalam hutan. Keadaan Naruto dan Sasuke…
“Oi Sasuke.” Naruto terduduk diam di sebuah batu besar di pinggir tebing curam sambil menggenggam sebuah buku diary berwarna ungu. Sasuke sahabat kesayangannya menemani sambil menyandarkan diri di sebuah pohon besar tepat dibelakang batu besar tempat Naruto duduk.
“Hn?” jawab Sasuke dengan kata-kata khasnya.
“Kau tahu, sejak dulu aku selalu memperhatikannya. Aku rasa dia wanita yang baik dan akan menyenangkan kalau berteman dengannya. Walaupun dia sedikit aneh aku rasa. Shishishi. Apa kau juga begitu Sasuke.”
“Hn. Penampilan luarnya saja yang seperti itu. Aku rasa, hatinya baik dan lembut. Dia juga tidak pernah menunjukan niat jahat pada siapapun.” Jawab sasuke sambil menutup matanya merasakan semilir angin yang berhembus.
“Haha. Kau ini aneh, niat jahat katamu? Dengan wajah polos seperti itu? “ kata Naruto sambil menatap langit yang cerah kala itu.
“wajah tidak bisa mengukur seseorang untuk punya niat baik atau jahat. “
“Ya kau benar. Tapi dia teman kita dan aku rasa aku mulai menyukainya. Malah mungkin dari dulu aku sudah menyukainya.” Naruto masih menatap langit.
“Dobe.”
“ya?”
“Katakanlah.”
“hm?”
“Katakan tentang perasaanmu padanya. Dia akan senang mendengarnya. Kau tidak akan menyesalinya. Dan aku pun tidak akan kerepotan lagi.” Kata Sasuke yang sedang bersiap akan meninggalkan tempat itu.
“Ha?? Tentu saja aku akan mengatakannya dan mengembalikan ini. Tapi kenapa kau musti kerepotan teme??” Naruto ikut berdiri dan menautkan kedua alisnya mendengar kalimat yang terakhir Sasuke katakana tadi.
“Katakan saja padanya dan aku akan bebas darimu. Aku pergi” Sasuke langsung meninggalkan Naruto yang sedang kebingungan sendirian.

Naruto POV: 
Sasuke langsung pergi meninggalkanku sendirian. Tapi aku sedikit menghiraukannya, karena yang sedang ada dalam pikiranku yaitu tentangnya. Aku tidak menyangka dia punya perasaan yang sama terhadapku selama ini. Saat membaca buku diarynya, hatiku mencelos antara sedih dan terharu (?). setelah tahu kenyataan yang sebenarnya akupun memantapkan hatiku untuk mengatakan persaanku padanya.
Aku meregangkan otot-ototku sebentar dan bersiap untuk pergi kembali ke desa. Sambil memegang erat buku diary ungu ini aku melompati pohon-pohon dengan perasaan senang campur aduk. Ya, aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya lagi.

Normal POV:
Sore hari di desa Konoha..
Terlihat Sakura dan Hinata yang baru saja keluar dari rumah sakit untuk pulang. Tidak jauh dari pintu masuk rumah sakit, terlihat Sasuke sedang bersandar di samping pagar memperhatikan kedua kunoichi itu. Sakura yang melihatnya pun sumringah dan langsung menyapa Sasuke..
“Ah, Sasuke kun! Kau datang. “ sapa Sakura dengan senyum manis sambil berlari kearah Sasuke
“Hn, aku menunggumu. Aku antar pulang.” Kata Sasuke singkat.
“Hehe. Iya. Hinata aku duluan ya. Maaf tidak jadi pulang bersama. Apa kau tidak apa-apa pulang sendiri?” kataku pada Hinata
“Ya Sakura. Aku tidak apa-apa.” Jawab Hinata
Sakura yang melihat wajah Hinata yang masih murung pun kembali bertanya..
“Ano.. Hinata, apa kau yakin? Apa kau masih memikirkannya?”
“A..aku tidak apa-apa Sakura. Aku benar-benar tidak apa-apa kau tenang saja hhehhe. Maaf membuatmu khawatir. Aku bisa pulang sendiri kok.” Jawab  Hinata sambil tersenyum
“Baiklah kalau begitu, maaf kan aku ya Hinata.”
“Kenapa sakura meminta maaf?”
“Sakura. Ayo pergi.” Sasuke menyela.
“A, aa.. baiklah aku.. aku duluan ya Hinata. Sampai jumpa besok.” Karena mendengar perkataan Sasuke Sakura langsung memutuskan untuk menuruti kata-katanya.
Akhirnya mereka berdua pun pergi meninggalkan Hinata.
Sedangkan Hinata…

Hinata POV:
Hhh…. Senangnya melihat mereka berdua berjalan bersamaan seperti itu. Seperti biasa, sore ini pun aku pulang sendirian. Lagi. Aku pun berbalik arah dan meninggalkan halaman rumah sakit dengan berjalan gontai. Hari ini benar-benar melelahkan. Terpikirkan olehku untuk mampir di toko buku untuk membaca dan membeli beberapa buku untuk menenangkan pikiranku (ano.. sejak kapan Hinata suka baca buku? Apa authornya aja yang gak tahu apa-apa ya?). setelah sampai di toko buku langgananku, aku pun mulai melihat-lihat dan membaca beberapa buku yang ada di sana.
Saat sedang asik-asiknya menjelajahi buku yang ada disana tiba-tiba…
Tuing.. tuing..
Seseorang dibelakang rak buku yang ada dibelakangku, mencolekku dengan jari telunjuknya (?). penasaran dan sedikit kaget aku pun membalikan badanku dan melihatnya. Pemuda dengan rambut jabrik kuningnya sedang bersembunyi di belakang rak buku, dan melambaikan tangannya padaku sambil sedikit mengintip diantara deretan buku-buku yang ada disana. I …. Itu… itu Naruto kun?
“Na… Naruto.. Kun?” Aku gugup sekali
“Yo! Hinata! Shishishi… “ dia menyapaku denan cengiran khasnya
“Ha.. Halo Naruto kun. Sedang apa kau di sini? Ke.. kenapa bersembunyi begitu??” aku berusaha untuk tetap tenang mengingat dia adalah pria yang aku sukai.
“Umh… apa tidak apa-apa aku keluar? Hinata?”
“A.I, iya Naruto Kun. Tidak apa-apa. Lagi pula kenapa Naruto Kun harus bersembunyi seperti itu?” Tanyaku heran.
“O.. kalau begitu… hup! hehe… (Naruto melompat keluar dari deretan buku dan langsung berdiri dihadapanku, yang membuat jantungku dag dig dug setengah mati) begini lebih baik sih, shishishi.”
“kenapa Naruto kun bersembunyi seperti itu?” Tanyaku sekali lagi
“Oh itu. Tentu saja supaya Hinata tidak pingsan, shishishi.” Jawab Naruto dengan suara cemprengnya
Gubrakkkk….!! Aku langsung sweetdrop mendengarnya berkata jujur seperti itu.
“Oh iya, Hinata. Mau kubantu mencarikan buku yang bagus? Hehe” kata Naruto menawarkan
“Hah? Be..benarkah itu Naruto kun?”
“ Iya. Aku punya rekomendasi beberapa buku yang bagus dari Sakura chan, hehe J
“Mmm… baiklah kalau begitu. Aku mau.” Kataku sambil tersenyum. Ini percakapan terpanjang ku dengan Naruto kun setelah sekian lama. Aku benar-benar senang bisa bersama Naruto kun disini.

Normal POV:
“Mmh.. Hinata, ayo kita pergi dari sini. Aku sudah dapat bukunya hehe.”  Naruto mengajak Hinata keluar dari toko buku.
“Be.. Benarkah? Apa tidak sebaiknya membacanya disini saja Naruto kun?”
“Hng? Disini tidak asiik.. banyak orang. Bagaimana kalau kita ke tempat ramen ichiraku? Aku lapaaaar.. T_T. kita juga bisa membacanya disana sambil makan ramen. Lebih asik kan? Hehehe :D” kata Naruto sambil memegang perutnya yang sudah berkruyuk ria. Hinata yang mendengarnya pun hanya tersenyum dan berkata..
“ Ehm, Baiklah Naruto kun. Ayo kita kesana.”
Mereke berdua pun akhirnya pergi ke ramen ichiraku. Saat perjalanan hampir sampai menuju ramen ichiraku, Hinata bertanya pada Naruto..
“Na..Naruto kun, sebenarnya buku apa yang mau kau perlihatkan padaku?” Tanya Hinata yang berjalan di samping Naruto.
“Hm..? ini.” Tanpa basa-basi Naruto memberikan buku bersampul ungu pada Hinata.
Hinata yang melihatnya langsung berhenti mendadak. Matanya terbelalak. Wajahnya ia tundukan. Air matanya mulai mengalir.
“A, Apa maksudnya ini? Naruto kun?”
Naruto yang mendengarnya langsung berbalik menghadap ke arah Hinata.
“Aku suka sekali buku ini. Sampai terharu membacanya. Aku sudah membacanya sampai halaman terakhir. Aku benar-benar senang dengan isi dari buku ini. untung saja Sakura chan teledor membawanya. Kalau tidak aku tidak akan menemukan buku sebagus ini. oh iya Hinata, kau harus membaca buku ini sampai bagian terakhir. Ingat ya! Sampai bagian terakhir. Karena kalau tidak, kau tidak akan mengerti isi dari semua yang buku ini ceritakan.”
“Naruto kun…” Hinata makin menundukan kepalanya dan air matanya mengalir lebih deras di pipinya
“Yaap. Sepertinya kau harus beristirahat. Segera pulanglah Hinata. sampai bertemu besok.”
Setelah itu Naruto langsung meninggalkan Hinata. (jahat!! >_<)
Tanpa ba bi bu lagi, Hinata pun berbalik arah menuju rumahnya dengan tergesa-gesa sambil terus mengeluarkan air mata.

Hinata POV:
“A, apa-apaan ini? Kenapa Buku ini ada pada Naruto kun? Dan dia membacanya?! Kenapa dia tidak berkata apapun tentang buku ini? kenapa dia malah meninggalkan aku? Kenapa .. kenpa Naruto kun…?? Hik’s..”

Normal POV:
Setelah sampai dirumah, Hinata langsung pergi ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Hinata benar-benar terkejut dengan kejadian yang baru saja dialaminya. Saat suasana hatinya sudah sedikit tenang, Hinata pun memberanikan diri menatap buku ungu yang diberikan Naruto padanya. Dengan enggan, dia pun mulai membuka buku tersebut. Di buka dan dibacanya tiap helai buku itu. Tidak rusak atau pun lecet, walau pun ada sedikit kotor di bagian sampul depannya. Tiba saat helai terakhir buku diary ungu itu  ia buka.  
Tiba-tiba air matanya keluar dan mengalir dengan deras di pipinya, Hinata menangis sejadinya melihat apa yang tertulis di helai terakhir buku itu. Ia pun langsung mendekap erat buku ungu itu. Ya, ia tak akan lagi menghilangkan buku diary ungu kesayangannya itu. Ia akan menjaga dengan baik buku diary kesayangannya itu. Karena dalam buku itu, ada seseorang yang sangat ia cintai memberikan kenangan paling indah dalam hidupnya. Sebuah ukiran tangan yang sangat cantik.
Dengan wajah bersimbah air mata, Hinata mulai melangkah ke depan meja belajarnya untuk mengambil pena dan menuliskan kata sederhana pada baris terakhir halaman bukunya. Dengan perasaan haru bahagia ia menuliskan …………………………..
“YA. AKU PUN MENCINTAIMU NARUTO KUN. SANGAT MENCINTAIMU.”
Setelah selesai menulis, Hinata pun bersiap untuk tidur. Karena keesokan harinya ia berniat mengembalikan buku itu pada Naruto.
__THE END__

Nyaaaaaaaaaaaaaaa…….. selesai juga akhirnya…. Hahaha (?)
Ini fanfic romance pertamaku.. aku gak tau harus bilang apa lagi, tapi aku gak yakin dengan tulisan yang alakadarnya ini… T___T
Jadi mohon dengan sangat bimbingannya untuk para sesepuh naruhina ya… (Nunduk2 sampe nyungseb)
Maaf banget kalo ceritanya gak romantis…hik’s. maaf juga kalo terakhirnya ngegantung. Maka dari itu saya minta saran dan kritiknya.. hhehhe
Akhir kata terimakasih telah meluangkan waktu membaca fic yang ancur ini… T__T
Mohon di review juga. Saran n kritik aku terima dengan lapang dada.
Arigatou__
 

Sabtu, 08 Februari 2014

Blooming Berry// part 2 //by.CieLyn BeLtham //

Blooming Berry// part 2 //by.CieLyn BeLtham // 

dimohon tidak MENGCOPY PASTE cerpen ini dan mengatas namakan diri kalian sebagai writter dari cerpen ini!! karena ini murni hasil karya saya sendiri.
TOLONG HARGAI karya orang lain!!!

this story is mine, CieLyn BeLtham
jika ada kesamaan nama/karakter, tempat, kejadian itu bukanlah sebuah kesengajaan


warning!!

Jika tidak menyukai cerpen ini, segera layangkan kursor anda untuk menutup cerita ini!

Happy reading all 



Tidak lama setelah itu, puncak acara pun dimulai. Semua orang berkumpul ditengah ruangan untuk menyaksikan rina meniup lilin. Malam itu berjalan seperti pesta ulang tahun biasanya. Acara tiup lilin, karaoke bareng, dansa bareng, bercanda dan ngobrol, tidak lupa beberapa permainan dan lain-lain. Setelah pesta selesai pun aku langsung pulang kerumah. Walaupun ada beberapa teman yang menawarkan melanjutkan pesta diluar dengan alasan reunian, aku tetap menolak.

Keesokan paginya, seperti biasa aku berangkat ke kampus dengan menaiki Bus Damri distasiun Leuwi panjang. Setelah sampai ke stasiun, akupun langsung naik bus yang sedang mengetem untuk mencari tempat duduk yang enak. Dekat dengan jendela. Yap, dari kecil kalau naik mobil atau kendaraan lain aku memang paling suka duduk dekat jendela. Setelah mendapat tempat duduk yang pas, aku membuka sebuah plastik berisi roti isi selai coklat untuk sarapan. Saat sedang makan roti datang seorang ibu-ibu yang mungkin sebaya dengan ibuku, dan dia langsung duduk disebelahku dengan terburu-buru. Tapi aku menghiraukannya karena sedang konsentrasi dengan sarapanku. Tepat setelah aku selesai memakan habis rotiku, bus yang aku tumpangi akhirnya bergerak juga. Dengan sigap bapak kondektur pun langsung meminta uang bayaran pada para penumpang. Pagi itu bus yang aku tumpangi penuh sekali. Dalam waktu 45 menit akhirnya akupun sampai dikampus. 
Setelah turun dari bus, aku langsung berlari keruangan kuliahku karena takut terlambat. Lega rasanya melihat ruangan kuliahku masih sepi dan sang dosen belum datang. Aku menuju kursi di jajaran kedua agar dapat mendengar kuliah dengan baik. Suasana ruang kuliah di pagi hari masih seperti biasa. Yang cewek bergosip, dan yang cowok duduk – duduk ngobrol di barisan paling belakang. Tapi tidak seperti biasanya. Hari ini para cowok yang jumlahnya memang sedikit—hanya 7 orang—bergumul di sebuah kursi mengelilingi seorang cowok yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Aku membalikan badanku untuk melihat lebih jelas kearah cowok itu. mengernyitkan dahi, lalu berbalik lagi. Siapa? Aku bertanya dalam hatiku dan langsung menarik kesimpulan kalau mungkin saja cowok itu mahasiswa baru. Atau mungkin senior yang sedang mengontrak ulang karena tidak lulus mata kuliah ini. Seiring dengan itu, dosen mata kuliah ilmu gizi masuk ruangan. Semua mahasiswa pun langsung menempati posisi mereka masing-masing. Setelah Bu Roro—dosen mata kuliah Gizi kami duduk dikursinya, ia langsung membuka kuliah dengan aksen Jawa nya yang khas. “ Assalamualaikum. Selamat pagi semuanya.” Sambil membenarkan jasnya.
“ waalaikumsalam warahmatullohi wabarokatu.” Jawab kami serempak.
“ oke, sekarang ini kita akan membahas.....” berhenti sejenak
“ eh, katanya ada mahasiswa baru ya? Baru pindah dari london? coba sini kenalan dulu.." bu Roro sambil memberi isyarat agar cowok itu menghampirinya ke meja dosen.
cowok itu pun beranjak dari kursinya menghampiri Bu Roro, sejenak terdengar bisik-bisik dari teman-teman wanita tentang cowok itu. ada yang terkagum-kagum karena dia datang dari london, ada yang bisik-bisik sambil mengguncang temannya kalau dia itu jatuh cinta pada pandangan pertama karena cowok itu gagah dan ganteng, ada yang melongo dan lain-lain. Aku sendiri gak menyangkal sih kalau cowok baru itu ganteng. Tapi sebisa mungkin aku bersikap biasa-biasa saja melihatnya. tiba-tiba Dian yang duduk disebelahku menyenggolku dengan sikutnya sambil berbisik, " Ar, guanteeng banget ya? dari luar negeri lagi. gue berani taruhan kalo bentar lagi dia disini udah jadi selebriti kampus!!" kata dian sambil terus menatap anak baru itu.
"yaaa... iya sih.. jarang-jarang kan kita kedatangan makhluk import. hehe.. " kataku sedikit cengengesan.
"hush, sembarangan. eh tapi kok dia pindah kemari ya? bukannya enakan kuliah di London ya? secara disana standar pendidikannya jauh diatas kita? dan sistem pendidikannya juga lebih oke."
" siapa bilang disana standar pendidikannya jauh diatas kita? sama kok, cuma yang ngebedain sistem pendidikannya aja" 
" iih kamu mah, malah ngebahas sistem pendidikannya. Kan yang di bahas alasan dia pindah kemari neng." Dian sedikit protes.
"Beuh, ya mana gue tau neng. Emang gue emaknya? tanya dia lah. Lagian yang pertama ngebahas pendidikan kan kamu duluan euceu." aku balas protes.
sementara itu..
"Ooh ayahnya pindah kerja di Bandung. pulang kampung dong ya?" Tanya Bu Roro pada cowok itu.
" Iya bu, untuk beberapa tahun ini ayah pengen kerja di Indonesia. Katanya pengen ngabisin masa tua nya di tempat kelahirannya bu." 
" Mmh.. ok. Bahasa Indonesia kamu lancar juga ya. Bagus. Kalau gitu Sammy kamu boleh duduk kembali."
"Iya terima kasih bu." Sammy, nama cowok baru itu, akhirnya duduk kembali ke kursinya. Dan Bu Roro pun melanjutkan mata kuliahnya kembali.
"Oke, kita lanjut ya. Kemarin saya sudah kirim e-mail ke kalian kan tentang jenis-jenis bahan makanan dengan Gizi yang baik bagi tubuh. Sudah di Print Out?"
"Sudah bu." Jawab beberapa dari kami.
"Bagus, sekarang akan saya Bahas. Tolong dengarkan baik-baik ya. soalnya ini mau saya masukan dalam bahan untuk UTS nanti." 
2 jam kemudian kuliah pun berakhir. seperti biasa aku dan teman-teman dekatku, Dian, Lisa dan Yuli pun meninggalkan ruang kelas untuk pergi kekantin untuk makan siang. Setibanya di kantin kami pun langsung mencari meja dan memesan makanan. Sambil menunggu makanan yang kami pesan datang, kami ngobrol sejenak untuk mengisi waktu. Dan Topiknya tidak jauh-jauh tentang Sammy si anak baru dari London. 
"Haaahh... sumpah ngantuk banget dong tadi.. eugh, bener-bener gak konsen dengerin kuliahnya Mis Roro." Dian memulai pembicaraan.
"Ck, ngantuk apa ngantuk? kamu mah iya lah gak konsen orang dari tadi ngeliatin terus si Sammy dari kaca! hahaha." kata Lisa sambil terbahak diikuti Yuli yang ikut-ikutan tertawa melihat tingkah laku Dian dan Lisa.
"Hehe ketahuan ya?" cengir Dian
"Heeuh, nyirikeun pisan tau! Eh tapi, kalian liat gak tadi gengnya si Risma? Geuleuh gw liatnya. Kecentilan banget dong sama si Sammy. Minta kenalan, langsung minta nomor handphone lagi. Terus pas tadi abis kuliah, sok-sok-an mu nganterin keliling kampus lagi? emangnya ngapain coba keliling kampus. Ntar lama-lama juga dia hapal sendiri daerah sini. Wong dia kuliah disini kan?! Iih.." Gosip Lisa sambil mencibir geng Risma yang di kelas kami terkenal dengan kumpulan cewek-cewek cantik, centil, lincah and gaul. Yang biasanya menyombongkan diri mereka karena kelebihan mereka itu, dan selalu memandang cewek lain dengan pandangan meremehkan.
"Iya Lis? idih norak banget sih. Terus-terus si Sammy nya gimana?" tanya Yuli
"Ya dia mah biasa aja nanggepinnya. Yaa gak tau ya.. jaga image dulu kali ya biasanya anak baru mah. Ntar lama-lama juga ketahuan aslinya kayak gimana."
"Tapi gue yakin dia cowok yang baik. Lo liat gak tadi dia itu Cool banget kalo ngomong. Ditambah badannya yang tegap, Kulitnya yang halus, Senyumnya yang manis, udah gitu ramah pula!! Hoo Prince Charming kuu..... " Dian mulai Lebay
Pletak!!
"Aduh! " Dian mengaduh sambil memegang kepalannya yang ku pukul pake Print Outannya bu Roro tadi. Yang lain cengengesan.
"Ngaco! " kataku sambil masang muka tiiseun (dingin)
"IIh sakit tau!" Protes Dian
"Ngayal mulu. Kebiasaan."
"Biarin atuh, ngayal dikit mah. Siapa tau orangnya langsung blek ada di depan kita, kan girang gue hahaha. Lu juga pasti kegirangan kan hehe "
"Ck, girang-garing girang-garing. sorry ya gue bukan miss girang! Dari pada ngayal yang aneh-aneh mendingan langsung kenalan sono biar gak jadi penasaran."
"Mauuuuuu bantuin gue kenalan sama Sammy ya Ar.. " Pinta Dian sambil mengguncang tanganku
"Idih kok minta gue? Kenalan aja sendiri. Kan satu kelas ini?"
"Eh tapi gue juga pengen kenalan ding. Kan lumayan dapet kenalan orang London haha " kata Lisa ikut-ikutan 
"Orang Indonesia yang lama tinggal di London!" kataku tegas
"Eh Ar Yuli juga pengen kenalan ketang. hihi" cengir Yuli 
"Jiaah kalian kalo mau kenalan ya kenalan aja ngapain laporang ama gue? terserah. Yang penting and yang pasti sekarang ni mie ayam yang gue pesen kemana!! lama amat sih si ibu grrh." kataku protes sambil beranjak dari kursi untuk pergi ke tempat mie ayam yang aku pesan tadi untuk makan siang. Dibelakang, teman-temanku saling lirik lalu tertawa sekeras-kerasnya melihat aku yang sewot karena lapar.
(to be continue)

Yoosh... ini part 2 dan udah aku kasih judul " Blooming Berry"
soo silahkan di reading dan diberi riview atau comentarnya ya ..
terima kasih
sampai jumpa di part 3 ya.. :)

Jumat, 20 Desember 2013

SATE Makanan Khas Indonesia Paling di Gemari di Seluruh Dunia


Sate telah menjadi makanan yang populer secara luas di berbagai belahan dunia, hal ini menjadikan orang tertarik untuk mengetahui asal mula hidangan populer ini:
"Meskipun Thailand dan Malaysia menganggap hidangan ini adalah milik mereka, tanah air sate yang sesungguhnya di Asia Tenggara adalah Jawa, Indonesia. Di sini sate dikembangkan dari adaptasi kebab India yang dibawa oleh pedagang muslim ke Jawa. Bahkan India tak dapat mengakui sebagai asal mulanya karena hidangan ini merupakan pengaruh Timur Tengah."— Jennifer Brennan (1988).

Kata "sate" atau "satai" diduga berasal dari bahasa Tamil. Diduga sate diciptakan oleh pedagang makanan jalanan di Jawa sekitar awal abad ke-19, berdasarkan fakta bahwa sate mulai populer sekitar awal abad ke-19 bersamaan dengan semakin banyaknya pendatang dari Arab dan pendatang Muslim Tamil dan Gujarat dari India ke Indonesia. Hal ini pula yang menjadi alasan populernya penggunaan daging kambing dan domba sebagai bahan sate yang disukai oleh warga keturunan Arab. Dalam tradisi Muslim Indonesia, hari raya Idul Adha atau hari raya kurban adalah peristiwa istimewa. Pada hari raya kurban ini daging kurban berlimpah dan dibagikan kepada kaum dhuafa dan miskin. Kebanyakan merayakannya dengan bersama-sama memanggang sate daging kambing, domba, atau sapi.

Teori lain mengusulkan bahwa asal kata sate berasal dari istilah Minnan-Tionghoa sa tae bak (δΈ‰η–Šθ‚‰) yang berarti tiga potong daging. Akan tetapi teori ini diragukan karena secara tradisional sate terdiri atas empat potong daging, bukan tiga. Dan angka empat dianggap bukan angka yang membawa keberuntungan dalam kebudayaan Tionghoa. Warga Tionghoa Indonesia juga mengadopsi dan mengembangkan sate sesuai selera mereka, yaitu sate babi yang disajikan dengan saus nanas atau kecap yang manis dengan tambahan bumbu-bumbu Tionghoa, sehingga sate Tionghoa memiliki cita rasa seperti hidangan daging panggang khas Tionghoa.

Dari Jawa, sate menyebar ke seluruh kepulauan Nusantara yang menghasilkan beraneka ragam variasi sate. Pada akhir abad ke-19, sate telah menyeberangi selat Malaka menuju Malaysia, Singapura, dan Thailand, dibawa oleh perantau Jawa dan Madura yang mulai berdagang sate di negeri jiran tersebut. Pada abad ke-19 istilah sate berpindah bersamaan dengan perpindahan pendatang Melayu dari Hindia Belanda menuju Afrika Selatan, di sana sate dikenal sebagai sosatie. Orang Belanda juga membawa hidangan ini dan banyak hidangan khas Indonesia lainnya ke negeri Belanda, hingga kini seni memasak Indonesia juga memberi pengaruh kepada seni memasak Belanda . Sate ayam atau sate babi adalah salah satu lauk-pauk yang disajikan dalam hidangan Rijsttafel di Belanda.

bagi yang belum paham apa itu sate, Sate atau satai (KBBI) adalah makanan yang terbuat dari potongan daging yang dipotong kecil-kecil dan ditusuki dengan tusukan sate yang biasanya dibuat dari lidi tulang daun kelapa atau bambu, kemudian dibakar menggunakan bara arang kayu. Sate kemudian disajikan dengan berbagai macam bumbu yang bergantung pada variasi resep sate. Daging yang dijadikan sate antara lain daging ayam, kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lain-lain.

Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, dan dapat ditemukan di mana saja di Indonesia dan telah dianggap sebagai salah satu masakan nasional Indonesia. Sate juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Sate juga populer di Belanda yang dipengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya.
Sate adalah hidangan yang sangat populer di Indonesia; dengan berbagai suku bangsa dan tradisi seni memasak telah menghasilkan berbagai jenis sate. Di Indonesia, sate dapat diperoleh dari pedagang sate keliling, pedagang kaki lima di warung tepi jalan, hingga di restoran kelas atas, serta kerap disajikan dalam pesta dan kenduri. Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resep masing-masing daerah. Hampir segala jenis daging dapat dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki variasi resep sate yang kaya.

Biasanya sate diberi saus. Saus ini bisa berupa bumbu kecap, bumbu kacang, atau yang lainnya, biasanya disertai acar dari irisan bawang merah, mentimun, dan cabai rawit. Sate dimakan dengan nasi hangat atau, kalau di beberapa daerah disajikan dengan lontong atau ketupat.
Hidangan internasional yang mirip sate antara lain yakitori dari Jepang, shish kebab dari Turki, shashlik dari Kaukasia, chuanr dari China, dan sosatie dari Afrika Selatan. Sate terdaftar sebagai peringkat ke-14 dalam World's 50 most delicious foods (50 Hidangan Paling Lezat di Dunia) melalui jajak pendapat pembaca yang digelar oleh CNN Go pada 2011.

Macam-Macan Jenis Sate di Indonesia :
Sate Madura
Berasal dari Pulau Madura, sebelah utara Pulau Jawa, sate jenis ini adalah yang paling populer di Indonesia. Bahan dagingnya adalah daging ayam atau kambing, dengan bumbu kecap manis dan gula jawa, dicampur bawang putih, bawang goreng, kacang tanah goreng yang sudah dihaluskan, petis, kemiri, dan garam. Sate ayam biasanya dihidangkan dengan bumbu kacang, sementara sate kambing dihidangkan dengan kecap manis ditambah irisan bawang merah. Sate Madura menggunakan irisan daging yang lebih kecil. Dimakan dengan nasi putih, lontong, atau ketupat. Terkadang ditambahi acar irisan bawang, mentimun, dan cabai rawit. Biasanya penjual sate madura berasal dari suku Madura.

Sate Padang
Hidangan dari Padang dan daerah sekitarnya di Sumatera Barat yang terbuat dari jeroan sapi atau kambing yang direbus dengan bumbu, lalu dipanggang. Ciri utamanya adalah saus kuah kuning yang terbuat dari tepung beras yang dicampur kaldu daging dan jeroan, kunyit, jahe, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jintan putih, bubuk kari, dan garam. Sate Padang terbagi atas dua jenis, Sate Padang Pariaman dan Padang Panjang, yang berbeda dalam cita rasa saus bumbu kuningnya.


Sate Ponorogo
Jenis sate yang berasal dari Kota Ponorogo, Jawa Timur. Terbuat dari potongan daging ayam yang direndam dalam bumbu kecap, disajikan dengan bumbu kacang dan sambal dengan irisan bawang merah dan cabai rawit serta jeruk nipis. Variasi ini unik karena dalam setiap tusuknya hanya terdapat satu potong daging ayam yang diiris memanjang, berbeda dengan sate biasanya yang terdiri atas empat potong daging. Daging ayam sebelumnya direndam dalam kecap manis dan bumbu dan melalui proses "bacem" agar bumbunya masuk meresap. Kemudian dihidangkan dengan lontong. Panggangannya terbuat dari tanah liat yang dilubangi satu sisinya untuk mengipasi arang.

Sate Tegal
Sate kambing muda yang baru berumur di bawah lima bulan; julukannya di Tegal adalah sate "balibul" singkatan dari "baru lima bulan". Dipanggang dalam satuan kodi, yang terdiri atas dua puluh tusuk, dan tiap tusuk terdapat empat potong dua potong daging, satu potong lemak dan satu lagi potongan daging. Dipanggang di atas bara arang dari hampir matang atau matang sekali; dapat juga diminta dimasak tidak terlalu matang. Kadang kala potongan lemak dapat diganti hati, jantung, atau ginjal kambing. Daging ini tidak dibumbui sebelum dipanggang. Saat disajikan, disertai kecap manis yang diencerkan dengan air panas, ditambah irisan cabai, bawang merah, tomat hijau, dan nasi putih, ditaburi bawang goreng.

Sate Ambal
Sate dari daerah Ambal, Kebumen, Jawa Tengah. Berbahan daging ayam kampung. Keunikannya adalah bumbunya bukanlah bumbu kacang, melainkan tempe tumbuk yang dicampur cabai dan aneka bumbu lainnya. Daging ayam dibaluri dan direndam bumbu selama dua jam agar rasanya meresap. Sate ini dimakan dengan ketupat.






Sate Blora
Sate dari daerah Blora. Sate berbahan daging dan kulit ayam ini lebih kecil dari sate lainnya. Dimakan dengan bumbu kacang, nasi, dan sup dari santan dan bumbu.



Sate Banjar
Jenis sate yang populer di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan

Sate Makassar 
Dari Sulawesi Selatan, sate ini terbuat dari jeroan sapi atau kambing yang dibumbui saus yang terbuat dari belimbing. Rasanya khas asam dan pedas. Tidak seperti sate lainnya, sate Makassar dihidangkan tanpa bumbu.

Sate Buntel
Khas Kota Solo atau Surakarta, Jawa Tengah. Terbuat dari cincangan daging sapi atau kambing (terutama bagian perut atau iga). Daging kaya lemak ini kemudian dibungkus selaput membran daging dan dililitkan membungkus tusukan bambu. Ukuran sate ini cukup besar, mirip dengan kebab Timur Tengah. Setelah dipanggang di atas bara arang, irisan sate ini kemudian dipisahkan dari tusuknya, diiris-iris, lalu disajikan dengan kecap manis dan merica.

Sate Lilit 
Variasi sate dari Bali. Sate ini terbuat dari daging cincang berbahan daging sapi, ayam, ikan, babi, atau kura-kura. Daging cincang ini dicampur kelapa parut, santan kental, jeruk nipis, bawang merah, dan merica. Adonan ini kemudian dibungkus melilit tusukan bambu, batang tebu, atau batang serai, lalu dipanggang di atas bara arang.


Sate Pusut 
Hidangan dari Pulau Lombok. Terbuat dari campuran daging cincang (sapi, ayam, atau ikan), kelapa parut, dan bumbu. Campuran ini kemudian dililitkan membungkus tusukan dan dipanggang dengan bara arang.


Sate Ampet 
Juga hidangan sate dari Pulau Lombok. Terbuat dari jeroan sapi dan daging sapi. Bumbu sate ampet sangat pedas. Bumbunya adalah campuran santan dan bumbu.


Sate Maranggi 
Sate khas Sunda yang lazim ditemukan di Purwakarta, Cianjur, dan Bandung, Jawa Barat. Bumbu sate ini dibuat dari bumbu khusus, yaitu pucuk bunga kecombrang (Nicolaia speciosa) dan tepung ketan. Kecombrang memberikan aroma dan rasa yang seperti mentol. Dihidangkan dengan ketan (jadah) atau nasi putih.

Sate Lembut 
Sate yang langka dari masyarakat Betawi. Dapat ditemukan di Jalan Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Sate dibuat dari daging cincang dicampur parutan kelapa dan bumbu-bumbu, dililitkan pada tusukan sate dari bambu yang pipih. Biasanya dimakan dengan ketupat laksa Betawi.


Sate Manis 
Juga masakan khas Betawi. Dapat ditemukan di Jalan Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Sate ini dibuat dari daging has dalam (tenderloin) bagian yang paling lembut dari daging sapi, direndam dalam bumbu yang manis. Biasanya dimakan dengan ketupat laksa Betawi.

Sate Kambing
Sate yang populer di Jawa, dibuat dari daging kambing atau daging domba. Berbeda dengan sate jenis lainnya, sate kambing biasanya tidak dibumbui terlebih dahulu. Daging kambing mentah biasanya langsung dipanggang di atas bara api arang. Setelah matang disajikan dengan kecap manis, irisan bawang merah, dan tomat. Daging yang digunakan sebaiknya daging kambing muda yang lebih lembut, biasanya berusia 3 sampai 5 bulan.

Sate Kerbau
Sate dari daerah Kudus, tempat sebagian umat muslim menghindari memakan daging sapi sebagai bentuk tenggang rasa dan toleransi bagi umat Hindu. Daging kerbau dimasak dengan gula jawa, ketumbar, jintan putih, dan bumbu lainnya hingga empuk. Beberapa pedagang menggiling dagingnya dulu agar lebih empuk. Kemudian dipanggang di atas bara arang, disajikan dengan saus bumbu yang terbuat dari santan, gula jawa, dan bumbu lainnya. Secara tradisional sate ini disajikan di atas daun jati.

Sate Kelinci
Sate yang terbuat dari daging kelinci, lazim ditemukan di Jawa. Disajikan dengan irisan bawang merah, bumbu kacang, dan kecap manis. Sate kelinci biasanya ditemukan di kawasan pegunungan di Pulau Jawa tempat penduduk memelihara kelinci sebagai hewan ternak, seperti di Lembang, Jawa Barat, Kaliurang di Yogyakarta, Bandungan dan Tawangmangu di Jawa Tengah, juga Telaga Sarangan di Jawa Timur.

Sate Burung Ayam-ayaman
Sate yang terbuat dari ampela, hati, dan usus "burung ayam-ayaman" (sejenis burung laut). Setelah ditusukkan di tusukan sate dan dibumbui, sate jeroan burung ini tidak dibakar, melainkan digoreng dalam minyak kelapa atau minyak sawit yang banyak dan panas.

Sate Bandeng
Sate yang unik dari Banten. Terbuat dari daging ikan bandeng tanpa duri dan tulang. Bandeng yang dibumbui dipisahkan dari duri, lalu dimasukkan kembali ke dalam kulit ikan bandeng, dijepit dengan bambu, lalu dipanggang di atas bara arang.

Sate Belut
Sate yang cukup langka dari Pulau Lombok. Terbuat dari belut yang lazim ditemukan di sawah dan empang. Daging belut ditusuk dan dililitkan lalu dibakar di atas bara arang. Tiap tusuk mengandung satu ekor belut.

Sate Kuda
Dikenal sebagi "Sate Jaran" oleh warga setempat di Yogyakarta, terbuat dari daging kuda. Disajikan dengan irisan bawang merah, merica, kol, dan kecap manis.

Sate Bulus
Juga hidangan sate langka dari Yogyakarta. Terbuat dari daging bulus. (softshell turtle). Disajikan dengan irisan bawang merah, merica, kol, dan kecap manis. Daging bulus juga disajikan sebagai tongseng.

Sate Ular
Sate eksotik dan langka yang biasanya disajikan di rumah makan atau warung yang menyediakan daging unik seperti daging ular dan kadal, misalnya di dekat Stasiun Gubeng di Surabaya, atau daerah Mangga Besar dan Stasiun Tebet di Jakarta. Biasanya menggunakan daging ular sendok, kobra, atau ular sanca). Disajikan dengan irisan bawang merah, merica, acar, dan kecap manis.


Sate Babi
Populer di kalangan warga Tionghoa Indonesia, yang kebanyakan bukan warga muslim yang mengharamkan daging babi. Hidangan ini lazim ditemukan di Pecinan di perkotaan Indonesia, khususnya Glodok, Pecenongan, dan Senen di Jakarta. Juga populer di Bali yang kebanyakan penganut agama Hindu, juga populer di Belanda.

Sate Kulit
Ditemukan di Sumatera, sate yang renyah terbuat dari kulit ayam yang dibumbui.








Sate Ati
Sate yang dibuat dari campuran hati, ampela, dan usus. Biasanya ampela diletakkan paling bawah, usus di tengah, dan hati di atas. Setelah dibumbui, jeroan ayam ini tidak digoreng atau dibakar, tetapi direbus hingga matang. Sate ini bukanlah makanan utama, biasanya dijadikan makanan pendamping bubur ayam atau soto.

Sate Usus
Usus yang dibumbui secara ringan dan digoreng, biasanya juga untuk teman makan bubur ayam atau soto.

Sate Babat
Babat yang dibumbui secara ringan dan direbus, biasanya disajikan sebagai hidangan teman makan soto.

Sate Kerang
Kerang yang dibumbui secara ringan dan direbus, biasanya disajikan sebagai hidangan teman makan lontong kupang dan lontong balap.




Sate Telur Puyuh
Beberapa telur puyuh yang direbus dan ditusuk sate, dibumbui dan direbus lebih lanjut, biasanya disajikan sebagai hidangan makan.

Sate Telur Muda
Sate yang dibuat dari telur yang belum jadi (uritan) diambil dari ayam betina yang disembelih. Telur muda ini ditusuk sate, dibumbui, dan dibakar.

Sate Torpedo
Sate yang dibuat dari testis kambing, dibumbui dalam kecap manis, dan dibakar. Disajikan dengan bumbu kacang, kecap manis, acar, dan nasi putih.







Sate Susu
Dapat ditemukan di Jawa dan Bali, dibuat dari brisket sapi dengan cita rasa susu, disajikan dengan sambal.






Sate Kere (sate orang miskin) 
Sate vegetarian murah yang dibuat dari tempe giling (lebih dikenal dengan sebutan tempe gembus) dari Kota Solo, disajikan dengan bumbu kacang dan acar. Istilah "kere" dalam bahasa Jawa berarti "miskin"; aslinya untuk menyediakan kesempatan bagi warga miskin untuk menikmati sate karena zaman dahulu daging adalah barang mewah. Kini sate kere juga menyediakan usus, hati, dan daging sapi di samping sate tempe.

Sate Kikil (Sate Cecek) 
Sate kikil atau populer dengan nama sate cecek adalah makanan khas dari Jepara, sate ini biasanya untuk lauk Horok-Horok (makanan pokok orang Jepara pada era kolonial).

Sate Bebek Tambak
Sate daging bebek dari Tambak, Banyumas. Disajikan dengan saus bumbu manis kacang tanah atau bumbu pedas (menurut selera), irisan tomat, serta mentimun.

Sate Kelapa
Sate yang dibuat dari dua atau tiga irisan daging sapi yang ditusuk dan dibalut dengan parutan kelapa muda yang bercampur bumbu, kemudian dikepal sampai berbentuk oval panjang setelah itu sate digoreng dengan minyak goreng sampai balutan parutan kelapa muda berwarna cokelat. Inilah salah satu dari sate yang tidak dipanggang dan merupakan sate tradisional Jawa yang dihidangkan pada acara khusus selamatan tradisi di Jawa Timur.





Sate Bekicot
Bekicot diambil dulu dagingnya biasanya direbus dulu untuk memudahkan mengambil daging bekicot, kemudian daging diurap dengan bumbu setelah itu ditusuk dan dipanggang di atas bara api.






c. Wikipediaindonesia
pict by. google